Mutiara yang Menderita Lumpuh Mendapat Perhatian dari Pemerintah Nagari dan Masyarakat

Barito Nagari
By -
0

Mutiara usia 13 tahun mendapat kunjungan dari pemerintah nagari Tungkar dan Tokoh masyarakat pada Selasa (27/2/2024).
 

BaritoNagari, Limapuluh Kota - Mutiara (13 tahun), yang beberapa hari lalu diberitakan menderita sakit lumpuh, mendapat kunjungan dari Pemerintah Nagari Tungkar, tokoh masyarakat, dan perwakilan Ormas di kediamannya di Jorong Sialang, Nagari Tungkar, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota pada Selasa, 27 Februari 2024.

 

Hadir dalam kunjungan tersebut Wali Nagari Tungkar Yusrizal Dt. Pado didampingi oleh Kepala Jorong Sialang Dt. Mogek, Ibu Fera dan Ibu Wela, tokoh masyarakat dari Nagari Durian Gadang Kecamatan Akabiluru Ustazd Ikhwan Hakim didampingi seorang mahasiswa di Al-Azhar Cairo Mesir Ustazd Husen, perwakilan ormas, serta beberapa orang tetangga dan karib-kerabat.

 

Wali Nagari Tungkar Yusrizal Dt. Pado menyampaikan bahwa Mutiara telah dirawat di RSUD Ahmad Darwis Suliki selama beberapa hari dan telah diperbolehkan pulang oleh dokter pada Senin (26/2/2024).

 

Buya Yusrizal Dt. Pado, yang juga merupakan salah seorang Wakil Ketua di PCNU Limapuluh Kota, menjelaskan bahwa Mutiara adalah anak pertama dari tiga bersaudara, putri dari Ibu Lina. Diketahui bahwa Mutiara sudah menderita penyakit lumpuh sejak lahir. Adiknya yang kedua adalah laki-laki dan duduk di kelas 5 SD, dan yang bungsu perempuan berumur 2 tahun. Ketiga anak ini diasuh sendiri oleh ibu Lina (46 tahun) karena sang suami tidak ada kabar entah di mana.

 

Sebelumnya, Bidan Refa telah sering menyarankan agar Mutiara dirujuk ke rumah sakit, namun Ibu Lina belum bisa membawanya berobat karena kondisi ekonomi dan sulitnya pengasuhan anak seorang diri. Ibu Lina juga khawatir dengan dua anaknya yang masih kecil yang tidak mau ditinggalkan atau diurusi orang lain.

 

"Di awal tahun 2022 lalu, kami memperhatikan kondisinya yang sangat mengkhawatirkan, maka kami minta keluarga Ibu Lina untuk mengurus surat pindah dari Pekanbaru. Ibu Lina dan suaminya, Romi, memiliki KTP luar daerah. Maka kami bantu untuk pindah menjadi warga Tungkar dan sekaligus kami usulkan supaya Lina dan anaknya dapat pelayanan gratis dari pemerintah," jelas Buya Yusrizal.

 

"Sebelum mendapatkan kartu berobat gratis, kami bersama Sdr. Eri mengusahakan bantuan melalui BLT dana desa. Hal itu sudah 2 tahun berturut-turut, dan kami yang langsung memberikannya," tambahnya.

 

Setelah itu, Pemerintah Nagari mengusulkan Ibu Lina sebagai penerima kartu berobat gratis dari Dinas Sosial. Alhamdulillah, usulan tersebut disetujui. Wali Nagari Tungkar bersama Bhabinkamtibmas, Babinsa, Kepala Jorong, dan Bidan Refa kemudian membujuk Ibu Lina untuk dirujuk ke rumah sakit.

 

Meskipun Ibu Lina akhirnya mau dibawa ke rumah sakit untuk dirawat, namun masih ada kendala lain yaitu masalah biaya. Biaya berobat memang tidak perlu dibayar, tetapi bagaimana dengan biaya hidup sehari-hari di rumah sakit? Ibu Lina juga harus mengasuh dua anak lagi, dan keluarga dekatnya yang tinggal di luar daerah tidak peduli lagi dengan mereka.

 

Pemerintah Nagari bersama masyarakat setempat kemudian melakukan penggalangan dana dan akhirnya terkumpul belasan juta rupiah untuk biaya hidup Ibu Lina dan keluarganya. Dana tersebut juga digunakan untuk membayar hutang Ibu Lina kepada tetangga-tetangga sekitarnya.

 

"Terakhir kemaren hutangnya ada 4 juta rupiah, sedang kami lunasi. Dan sekarang masih ada sisa hutang yang harus kami lunasi. Kami bersama Kepala Jorong Sialang Dt. Mogek mencatat dan mengelola keuangannya. Dana yang kami dapatkan akan kami jadikan modal usaha untuk Ibu Lina. Ia nampaknya ada berminat untuk membuka usaha laundry, nanti akan kita bantu bersama-sama," ujar Buya Yusrizal yang diamini kepala jorong Sialang Dt. Mogek.

 

Pewarta: F. Malin Parmato

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)