ZULFAYETRI KOKOCI DIUNDANG KE ISTANA

Barito Nagari
By -
0
Sabtu, 9 Safar 1437 H / 21 November 2015 M
Penulis: Fitra Yadi

HN-Sarilamak. Unit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) KOKOCI kabupaten Lima Puluh Kota mendapat undangan ke Istana Presiden Jalan Medan Merdeka Selatan No 6 Jakarta Pusat pada Selasa (24/11) mendatang untuk menerima penghargaan Paramakarya 2015. Demikian dikutip dari status facebook Zulfayetri (Pimpinan Kokoci) yang dibagikannya melalui group facebook Ikatan Keluarga Sumanik.

Dikutip dari situs paramakarya.com, Paramakarya ini sudah ada sejak tahun 1994. Penghargaan Produktivitas Paramakarya, diberikan oleh Pemerintah sebagai penghargaan tertinggi kepada perusahaan yang telah berhasil menunjukkan kinerja terbaiknya selama beberapa tahun terakhir. Penyerahan Penghargaan tersebut didahului oleh pemilihan “Logo” dan nama Penghargaan “Paramakarya” yang berarti Karya yang Istimewa, dan untuk tingkat Propinsi diberi nama Sidhakarya artinya Karya yang berhasil.

Dikutip dari situs rendangkokoci.com diterangkan bahwa usaha kami ini berawal di akhir tahun 2004, dimana kala itu kami punya usaha ayam kampung dan ayam arab petelur. Pada bulan bulan ternetu seperti bulan Ramadhan telur ayam kampung dan telur ayam arab sepi dari pembeli, sementara produksi tetap berjalan begitu juga dengan biaya produksi dan kebutuhan rumah tangga

Untuk mengatasi hal ini dan dimana kita ketahui produk peternakan tidak bisa disimpan lama. Akhirnya kami memberanikan diri untuk mencoba mengolah telur menjadi rendang, agar daya simpan produk lebih lama dan bernilai jual tinggi

Alhamdulillah ... berkat ketekunan serta kegigihan kami, serta Ridho Allah SWT, usaha yang dimulai dari 30 butir telur itu sekarang semakin maju yang pada awalnya usaha kami dimulai dari telur ayam kampung yang tidak laku. Akhirnya sesuai dengan perkembangan usaha,  kami memanfaatkan telur ayam ras yang retak / pecah yang setiap harinya dikeluarkan oleh Nagari Mungka - Kecamatan Mungka sekitar 40.000 butir telur setiap harinya, karena kami bertetangga dengan wilayah sentra ayam ras petelur Nagari Mungka tersebut.

Profil Zulfayetri
Dikutip juga dari situs rendangkokoci.com Zulfayetri Pimpinan Kokoci dilahirkan dari pasangan guru MTsN Pegawai kecil yang bernama Yuslidar dan ayah Pedagang Kecil yang bernama Fauzi Ahmat, disebuah Desa kecil di Ranah Minang yang bernama Nagari Sumaniak Kec. Salimpauang Kab. Tanah Datar Sumatera Barat pada tanggal 15 Pebruari 1967, sebagai anak tertua, cucu tertua dan kemenakan tertua.

Disamping sekolah, seperti halnya anak anak orang Minang pada zaman dahulu yang utama adalah belajar mengaji di Surau dan setiap malam Minggu wajib tidur di Surau. Karena selain Mengaji, bagi anak anak lelaki wajib belajar ilmu Bela Diri ( Silat ), peninggalan Nenek Moyang rang Minangkabau

Awal Pendidikan Sekolah Dasar ( SD ) Negeri 1 Sumaniak, dan selalu masuk rengking 3 besar. Semasa SD dikampung Sumaniak seperti halnya anak anak Desa yang senang bermain ala tradisional, Zulfayetri suka membantu nenek disawah dan membantu ayah menanam cengkeh di bukit / kebun, membantu ayah berdagang cengkeh, kopi di hari hari pasar dan membantu menjemur cengkeh sepulang dari pasar, karena ayah Zulfayetri pada zaman itu berdagang cengkeh / kopi pengumpul dari pasar ke pasar ( cuman pedagang kecil ). Walaupun ibu Zulfayetri seorang guru di MTsN sumaniak ( Pegawai Kecil )

Tidak tertarik dengan profesi yang kelihatan monoton menurutnya, di masa SD walaupun sebagai anak laki laki tapi Zulfayetri juga mampu menolong pekerjaan ibunya di dapur seperti menggiling cabe, memarut ( mamangua ) kelapa, dan membuat kue saat mau Lebaran.

Tamat SD tahun 1980. Zulfayetri di ajak pamannya untuk sekolah di Jakarta, SMP 80 Halim Perdana Kusuma Jakarta, cuman 1 tahun sekolah di SMP 80 Jakarta, Zulfayetri disuruh pulang kampung dan pindah sekolah di SMP 1 Batusangkar Sumatera Barat, karena harus membimbing adik adiknya sebanyak 4 orang ( lima bersaudara ).

Tamat SMP 1 Batusangkar melanjutkan ketingkat SMA yaitu SMA 1 Batusangkar dan melanjutkan kuliah di IPB ( Institut Pertanian Bogor )

Tidak ingin hanya bergantung kepada orang tua, dan mencoba untuk hidup mandiri, tahun ke 3 dan ke 4 pada masa kuliahnya mencoba beternak ayam kampung beberapa puluh ekor di tanah ibu kos yang kosong. Beberapa bulan kemudian ada pemodal yang menawarkan uangnya untuk beternak ayam Broiler di Leuwliang Bogor dengan sistem bagi hasil, tidak banyak cuma 800 ekor mulanya. Selang beberapa saat, dalam beternak ayam inilah Zulfayetri berkenalan dengan seorang Mahasiswi yang bernama Elda.

Asam di Gunung, garam di lautan, dalam tempurung bertemu jua ... sudah suratan dari Yang Maha Kuasa akhirnya Zulfayetri menikah dengan pilihan hatinya, anak kampung nun jauh disana ... Elda ... pada Bulan Desember 1992.

Tahun 1994 sd 1995 adalah tahun tahun paling sulit baginya, untuk membeli beras saja sangat sulit, sampai akhirnya cincin kawin istri terjual untuk membeli beras dan kebutuhan hidup lainnya, sehingga akhirnya Zulfayetri mencoba untuk merobah hidup menjadi Pakang / Agen / Trading Penjualan DOC, pakan ternak, ayam broiller. Hidup mulai berubah secara ekonomi dan pada tanggal 6 Juni 1996 lahirlah putra pertama kami yang kami namai KING ABDUL AZIS. Mungkin rezeki anak usaha Trading berkembang pesat dan bisa punya mobil baru.

Pada tahun 1997 sd 1998 datanglah Krisi Ekonomi yang meluluh lantakkan usahanya sampai habis total, demi untuk mempertahankan hidup maka kahirnya Zulfayetri berjualan Mie Rebus, jualan Nasi Padang lebih kurang 6 bulan lamanya. Tepat pada bulan Mai 1998 akhirnya dia pulang kampung dengan meminjam uang kakak ipar untuk ongkos Bus Gumarang Jaya ke Payakumbuh kampung istrinya, tepatnyo Simpang Beringin Jorong Koto Kociak Kenagarian Tujuah Koto Talago Kec. Guguak Kab. Lima Puluh Kota, dan tinggal di rumah mertua ( keduanya pensiunan guru ).

Pekerjaan apapun Zulfayetri ( Yet panggilan akrab sehari hari ) jalani, mulai dari memotong kayu kulit manis serta mengolah kulitnya lebih kurang 6 bulan, beternak ayam kampung puluhan ekor, bertanam cabe, jagung, beternak ikan seadanya, semua ini dengan modal pinjaman dari saudara. Dalam masa itu lahir pula anak yang kedua yang bernama MAHA PUTRA.

Karena lingkungan sekitar banyak yang berterak ayam Ras Petelur, maka dicobanya mengalihkan usaha selanjutnya dengan beternak ayam petelur sebanyak 300 ekor dengan kandang bikinan sendiri seadanya.

Cobaan demi cobaan terus melanda ... harga telur turun drastis, sebab pada bulan Puasa telur ayam kampung tidak laku di pasaran dan telur banyak yang jadi busuk karena tidak terjual, maka Zulfayetri  mencoba berfikir, sehingga timbullah ide untuk menjadikan telur ayam ini menjadi makan berupa Rendang Telur. beberapa bulan kemudian dia mencoba berbagai cara, berbagai adonan resep dan butuh beberapa bulan pula untuk menemukan resep yang pas dengan standar lidah nasional.

Pada bulan Juni 2008 lahirlah anak kami yang ke tiga, Alhamdulillah berkat Anugrah Allah SWT, mereka bisa memiliki anak perempuan yang di beri nama CAHAYA AISYAH AZZAHRA ...

Sumber: 
KOKOCI DIUNDANG KE ISTANA

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)