Lalu-Lintas Meningkat, Jangan Berhenti Diatas Fly Over Kelok Sembilan

Barito Nagari
By -
0
Kondisi Lalu-lintas di depan Posyan Kelok Sembilan, Selasa (9/4/2024)

Limapuluh Kota, BaritoNagari - H-1 jelang Lebaran Idul Fitri 1445 H jumlah kendaraan yang melewati jalur Fliyover Kelok Sembilan jorong Air Putih nagari Sarilamak, kecamatan Harau, kabupaten Limapuluh Kota mulai meningkat. Bukan hanya mobil, namun juga kendaraan roda dua. Demikian hasil pantuan BaritoNagari pada Selasa pagi, 09/04/2024.

Diatas jembatan layang itu di sisi kiri dan kanan Flyover Kelok Sembilan ada rambu-rambu dilarang berhenti, namun keelokan pemandangan nan asri berpadu dengan megahnya konstruksi jembatan membuat sebagian pengendara tidak mampu menahan diri untuk tidak berhenti walaupun hanya sekedar menjepret poto selfie, padahal tiga tiang listrik di sana ada pula Posyan Polisi.


Rambu-rambu itu menjadi tidak berarti atas ketidak tegasan aparat yang berwenang. Padahal sudah diperingatkan berkali-kali bahwa disana ada bahaya yang menanti. Hal itu terbukti dengan terjadinya kecelakaan sepeda motor yang hanya beberapa meter saja dari Posyan Kelok Sembilan pada Senin, 08/04/2024.
 

Jalan layang (flyover) Kelok Sembilan memiliki daya tarik tersendiri bagi pelintas, yaitu terletak pada kelokan-kelokan indah yang membentang di lembah hijau nan asri. Pemandangan inilah yang membuat para pelintas tidak tahan untuk tidak berhenti disini untuk melihat-lihat mengagumi keindahan alam dari atas jembatan.


Photo: Fb @Musmulyadi Mul - Pengunjung Flyover Kelok 9 warga nagari Sumanik, Tanah Datar pada Sabtu, 2 Maret 2024 

Sejak diresmikannya oleh presiden SBY pada 31 Oktober 2013, flyover Kelok Sembilan yang menjadi jalan penghubung antra provinsi Riau dan Sumatera Barat ini bertambah fungsi sebagai destinasi wisata. Ini bukti nyata bahwa sebuah infrastruktur dapat menjadi ikon wisata yang menarik. Keindahan alam dan kecanggihan arsitektur bersatu padu, menciptakan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjung.

 

Pewarta Barito Nagari Malin (Kiri) dan Mus Mulyadi, Perantau Minang tinggal di Bogor (kanan) pada Sabtu, 2 Maret 2024 .

Bukan hanya wisatawan biasa, banyak fotografer yang menjadikan Kelok Sembilan sebagai objek foto mereka. Lensa kamera mereka berhasil menangkap perpaduan sempurna antara konstruksi jalan layang yang megah dengan alam sekitar yang memesona.

 

Jembatan Kelok Sembilan menjadi spot foto favorit bagi wisatawan, dengan latar belakang lembah dan kelokan jalan yang indah. Di malam hari, lampu-lampu yang menghiasi jembatan menciptakan suasana yang romantis dan menawan. Keberadaan Kelok Sembilan telah meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, dengan munculnya berbagai warung makan, kedai kopi, dan jasa photographer.

 

Namun bangunan warung-warung yang tidak beraturan, warna-warni tenda yang merusak pemandangan, mengurangi estetika keindahan Flyover Kelok Sembilan, di beberapa titik juga kelihatan kotor karena sampah yang di buang di pinggir jalan bahkan ke jurang di belakang kedai makanan.

 

Selain itu, sangat berbahaya bagi pedagang dan orang yang jajan di sana karena kerap terjadi kecelakaan. Misalnya mobil hilang kendali atau truk rem blong yang dapat menabrak lapak-lapak pedagang. Kepadatan jalan raya oleh lapak-lapak pedagang dan banyaknya kendaraan yang parkir menambah macet dan rawan kecelakaan.

Rambu-rambu dilarang berhenti di atas jembatan layang kelok sembilan

Sebagaimana yang dilaporkan oleh Febrian Fachri / Red: Friska Yolandha pada Jumat 13 Oktober 2023 yang terbit di laman republika "terkait PKL, Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi, telah lama mengkhawatirkan hal ini. Selain dapat merusak struktur jembatan, masyarakat yang menjajakan beragam jualan hingga memberhentikan kendaraan di sekitar jalur Kelok Sembilan sangat membahayakan keselamatan jiwa."


 
“Jembatan itu tidak untuk parkir dan bukan untuk berjualan. Kita harus kembalikan kepada fungsi sesungguhnya agar aman untuk dilewati baik dari sisi pengendara maupun struktur jembatan," kata Mahyeldi, beberapa waktu lalu."


 
"Menurut Mahyeldi, kondisi flyover Kelok Sembilan saat ini sudah sangat mengkwatirkan karena jumlah pedagang yang semakin banyak dan tidak tertata. Mahyeldi menyadari, ini menyangkut kehidupan warga masyarakat sehingga pihaknya tidak bisa melarang tanpa ada solusi."

 

"Setidaknya, lanjut Mahyeldi, jangan melakukan aktivitas di atas jembatan. "Saya harap, para pedagang bisa memahami karena ini untuk kebaikan kita bersama," ucap Mahyeldi."

 

Kelok Sembilan Sebelum dibangun Jembatan Layang. Sumber Photo: ceritaumi.com

Profil Jembatan Layang Flyover Kelok Sembilan

Sebagaimana yang dibahas oleh Ir. Fitriany Febby Adiana Gustariny, SE, MP, M.Pd.E di lamannya fitrianygustariny yang diterbitkan pada Minggu, 23 Agustus 2015 disebutkan "Jembatan  layang  (Fly Over) Kelok 9 memiliki panjang 2,5 km, yang membentang meliuk-liuk menyusuri dua dinding bukit terjal dengan tinggi tiang-tiang beton bervariasi mencapai 58 meter. Terhitung, jembatan ini enam kali menyeberangi bolak balik bukit.

 

Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 31  Oktober 2013 meskipun telah beberapa kali dibuka untuk menunjang arus mudik lebaran dan penyelenggaraan Tour de Singkarak dua tahun sebelumnya. Jembatan layang merupakan akses jalan yang menghubungkan Lintas Tengah dan Lintas Timur Sumatera.

 

Kelok Sembilan  adalah ruas jalan berkelok yang terletak sekitar 30 km sebelah timur dari Kota Payakumbuh, Sumatera Barat menuju Provinsi Riau. Jalan ini membentang sepanjang 300 meter di Jorong Aie Putiah, Nagari Sarilamak, kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota dan merupakan bagian dari ruas jalan penghubung Lintas Tengah Sumatera dan Pantai Timur Sumatera. Jalan ini memiliki tikungan yang tajam dan lebar sekitar 5 meter, berbatasan dengan jurang, dan diapit oleh dua perbukitan di antara dua cagar alam: Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau.

 

Dulu jalan Kelok 9 ini dibangun semasa pemerintahan Hindia-Belanda antara tahun 1908–1914. Jalan ini meliuk melintasi Bukit Barisan yang memanjang dari utara ke selatan Pulau Sumatera. Jika direntang lurus panjang Kelok Sembilan hanya 300 meter dengan lebar 5 meter dan tinggi sekitar 80 meter.

 

Berdasarkan catatan Kementerian PU, dalam sehari jalan ini dilalui lebih dari 10 ribu unit kendaraan dan pada saat libur atau perayaan hari besar meningkat 2 sampai 3 kali lipat. Namun, sejak dibangun Kelok Sembilan nyaris tak mengalami pelebaran berarti karena terkendala medan. Seiring peningkatan volume kendaraan yang melintas, kondisi jalan yang sempit dan terjal sering mengakibatkan kemacetan. Lebar jalan yang hanya 5 meter dan tikungannya yang tajam kerap menyulitkan kendaraan bermuatan besar melintas karena tidak kuat menanjak.

 

Pada tahun 2000, lalu lintas kendaran antara Sumatera Barat dan Riau sudah mencapai antara 9.000 sampai 11.000 kendaraan sehari dengan mengangkut sekitar 15,8 juta orang dan sekitar 28,5 juta ton barang dalam setahun. Separuh dari barang yang diangkut adalah hasil pertanian dan peternakan. Karena penyempitan jalan di Kelok Sembilan, perjalanan dari Bukittinggi menuju Pekanbaru yang mestinya dapat ditempuh dalam waktu 4 jam, bisa memakan waktu 5 sampai 6 jam. Mengatasi persoalan ini, Kepala Dinas Prasarana Jalan Sumatera Barat ketika itu Ir. Hediyanto W. Husaini mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk membangun jembatan layang. Pembangunan jalan layang Kelok 9 mulai dikerjakan pada November 2003 setelah memperoleh persetujuan pemerintah pusat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada Agustus 2003.

 

Pembangunan jembatan layang Kelok 9 mulai dilakukan pada 2003. Pengerjaannya ditangani dalam dua tahapan pembangunan. Panjang keseluruhan jembatan dan jalan yang dibangun adalah 2.537 meter, terdiri dari enam jembatan dengan panjang 959 meter dan jalan penghubung sepanjang 1.537 meter.

 

Jembatan layang Kelok 9 terdiri dari enam jembatan dan memiliki ruas jalan selebar 13,5 meter. Bentang jembatan pertama memiliki panjang 20 meter, bentang kedua 230 meter, dan bentang ketiga 65 meter.

 

Bentang keempat memiliki panjang 462 meter. Bentang jembatan keempat merupakan jembatan jenis pelengkung beton dengan pondasi bore pilesedalam 20 meter untuk menahan berat jembatan dan gaya horizontal gempa. Bentang jembatan kelima memiliki panjang 31 meter dan bentang keenam 156 meter.

 

Pewarta:

F. Malin Parmato

 

Baca Juga Artikel terkait:
Perancangan Kawasan Wisata Alam Air Putih sebagai Fasilitas Ekowisata di
Kawasan Kelok Sembilan dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur

 




Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)